Minggu, 16 Juni 2024

Analisis semiotika tentang lukisan karya Roby Dwi Antono

Ani Febrianti

program Studi Desain Komunikasi Visual


Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan wujud makna denotasi, makna konotasi dan mitos,yang terdapat pada lukisan karya Roby Dwi Antono. Analisis ini dilakukan untuk mengeksplorasi makna-makna yang tersembunyi di balik karya seni visual, serta untuk mengungkapkan bagaimana simbolisme dan naratif visual dalam lukisan dapat memberikan pemahaman mendalam terhadap karya seni kontemporer. Dengan menggunakan pendekatan analisis semiotik, penelitian ini mengupas struktur dan signifikasi dari lukisan-lukisan Roby Dwi Antono, menjelaskan bagaimana setiap elemen visualnya berkontribusi terhadap pembentukan makna yang lebih kompleks dan dalam.

PENDAHULUAN

     Lukisan merupakan salah satu bentuk seni rupa yang menggunakan media gambar untuk menyampaikan gagasan, emosi, atau pesan secara visual. Melalui penggunaan warna, garis, komposisi, dan teknik artistik lainnya, lukisan tidak hanya mereproduksi realitas visual, tetapi juga menciptakan interpretasi subjektif dari pengalaman dan persepsi seniman. Sebagai bentuk ekspresi kreatif, lukisan memungkinkan seniman untuk mengeksplorasi berbagai tema, mulai dari yang abstrak hingga yang sangat realistis, serta memfasilitasi dialog budaya, sosial, dan filosofis melalui gambaran visual yang unik dan beragam.

    lukisan tidak hanya sekadar reproduksi visual dari objek atau pemandangan, tetapi juga merupakan bentuk ekspresi kreatif yang menghadirkan narasi yang kompleks dan mendalam. Dalam hal ini, seniman seringkali menggunakan simbol-simbol, motif, dan metode komposisi yang khas untuk mengomunikasikan pesan-pesan yang lebih dalam kepada penontonnya. Hal ini membuat lukisan tidak hanya berfungsi sebagai representasi visual, tetapi juga sebagai medium untuk mempertanyakan, merayakan, atau bahkan menantang norma-norma sosial, budaya, dan politik yang ada.Selain itu, lukisan juga memainkan peran penting dalam memperkaya dan mewariskan sejarah dan identitas budaya suatu komunitas atau bangsa. Dalam konteks seni kontemporer, lukisan sering digunakan sebagai wadah untuk refleksi diri, eksplorasi identitas, atau sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kritis terkait dengan isu-isu global yang relevan 

  Salah satu pelukis terkenal di Indonesia yaitu , Roby Dwi Antono dikenal karena lukisan surealisnya yang kerap menggambarkan anak kecil dan makhluk hibridisasi dengan mata yang tajam. Lukisanya sering kali disandingkan dengan latar belakang yang polos atau lingkungan alami seperti bentangan pegunungan yang membangkitkan keindahan alam di Indonesia. Sebagai seorang perupa dengan gaya surealis, Roby sangat terinspirasi oleh karya dari seniman pop surealis ternama, Mark Ryden. 

PEMBAHASAN

  Nama Roby Dwi Antono, memang masih dikenal sebagai perupa baru. Namun, talenta yang dimiliki oleh perupa muda asal Ambarawa, Semarang ini patut menjadi perhatian para penikmat seni tanah air.Seniman kelahiran 31 Oktober 1990 silam ini sudah mempunyai kebiasaan menggambar sejak kecil. Ketertarikannya tersebut mengantarkan Roby pada bangku pendidikan menengah kejuruan Grafika dengan peminatan Desain Grafis. Berbekal ilmu dari sekolah tersebut, Roby yang kini juga menjadi seorang ilustrator di Yogyakarta, mengaku proses belajar menjadi seorang pelukis dilakukannya secara otodidak. Sebagai seorang perupa dengan gaya surealis, Roby sangat terinspirasi oleh karya dari seniman pop surealis ternama, Mark Ryden. “Sejak pertama kali melihat karya Mark Ryden, saya langsung tertarik. Karyanya itu yang California Brown Bear, objeknya beruang coklat yang ada di tengah-tengah hutan pinus. Meskipun sangat terinspirasi oleh karya dari Ryden, Roby yang mulai berkarya sejak tahun 2011 mampu menegaskan ciri khas dalam tiap karyanya, yang tidak hanya berupa lukisan di atas kanvas, namun juga seringkali berupa drawing. Memadukan unsur lembut, cute, sendu, dan seringkali menyelipkan sentuhan macabre, karya-karya Roby sarat akan kesan dramatik, melankolis, dan menimbulkan ironi dari unsur yang bertentangan di dalamnya. Objek yang langganan hadir dalam karya-karya Roby salah satunya adalah kelinci, atau yang disebutnya sebagai kincy. Bukan tanpa sebab, namun kesukaan Roby pada kelinci sudah terbentuk sejak kecil dan menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Kelinci seringkali menjadi alterego sang seniman, yang selalu membawa cerita berbeda di tiap karya.

 Pada karya Ballad of a Hero #3 yang menampilkan sosok kelinci berbadan gadis perempuan yang duduk di samping kepala tokoh ranger merah (dari serial Power Ranger). Sang kelinci nampak sedang memangku otak berukuran kecil. Sedangkan di dalam kepala ranger merah terdapat jantung yang berukuran besar. Seperti mengisyaratkan pesan emosi dan perasaan yang mengalahkan logika, Roby melukiskan organ-organ tubuh dengan sangat melankolis. Ikon populer seperti Power Ranger dipadukan dengan gaya vintage sang tokoh kelinci. Sosok menggemaskan dari sang kelinci, disejajarkan dengan organ tubuh yang menyeramkan. Pertentangan-pertentangan semacam ini yang seringkali memberi efek kejut pada karya Roby, menyimpan banyak teka-teki dan juga gambaran tentang dunia yang biner.


Beberapa pameran tunggal sudah dilakukan Roby, seperti “Imajinasi” di Tirana House & Space Yogyakarta dan “The Way of Grace” digelar bersama dengan Srisasanti Syndicate pada helatan Bazaar Art Jakarta 2012. Sedangkan keterlibatan Roby di bursa seni Bazaar Art Jakarta untuk kedua kalinya di tahun 2015, membawa tahapan baru dalam karir berkeseniannya. Pada kesempatan tersebut, Roby bertemu dengan pemilik dari Galerie Stephanie Filipina yang menunjukkan ketertarikan pada hasil kekaryaan Roby. Berada di naungan Srisasanti Syndicate, Roby akhirnya menjalin kerjasama dengan Galerie Stephanie yang menjadi tonggak berkesenian Roby di luar Indonesia.

Pada pertengahan Mei 2016, Roby digandeng oleh Galerie Stephanie untuk berpartisipasi dalam gelaran seni bergengsi di Jepang, Art Fair Tokyo 2016. Bersama dengan seniman Filipina, Iya Consorio-Barroquinto, keduanya memamerkan karya dalam tajuk pamer “We’re Expecting” di booth N54. Sebagai perupa pop surealis, keduanya memamerkan karya yang bercerita tentang jarak yang ada di antara ekspektasi dan juga kenyataan, yang seringkali ada di luar harapan.

METODE PENELITIAN

  Metode penelitian merupakan serangkaian langkah sistematis yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data, metode penelitian memberikan kerangka kerja yang jelas untuk mengeksplorasi dan memahami karya seni secara mendalam. metode yang digunakan merupakan metode semiotika , merupakan pendekatan penelitian yang fokus pada studi tanda-tanda dan simbol-simbol serta bagaimana makna mereka dibentuk dan dikomunikasikan. Dalam konteks seni rupa, seperti lukisan, metode semiotika digunakan untuk menganalisis elemen-elemen visual dan simbolis yang membentuk makna karya seni. Untuk menganalisis lukisan Roby Dwi Antono menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes, kita akan memecah lukisan menjadi komponen-komponen tanda, mengidentifikasi makna denotatif dan konotatif, dan kemudian mengeksplorasi mitos yang mendasarinya.

Analisis Denotatif

Seorang anak dengan mata besar yang menjadi pusat perhatian dalam lukisan. Sosok ini mungkin sedang duduk atau berdiri dengan latar belakang tertentu. Warna-warna yang digunakan, apakah dominan lembut (seperti pastel) atau gelap, memberikan kesan tertentu.Objek-objek di sekitar anak, misalnya mainan atau benda lain, yang ditampilkan secara realistis atau surealis.

Analisis Konotatif

Mata besar bisa melambangkan kepolosan, keingintahuan, atau kerentanan. Ekspresi wajah dan postur tubuh anak memberikan petunjuk tentang emosinya, seperti kesedihan, keterasingan, atau harapan.Warna pastel mungkin memberikan kesan nostalgia, kelembutan, atau kedamaian. Warna gelap bisa menandakan misteri, kesedihan, atau kedalaman emosional. Mainan atau benda-benda di sekitar anak bisa melambangkan masa kanak-kanak, kenangan, atau elemen-elemen fantasi dan imajinasi. Misalnya, mainan rusak bisa menandakan kenangan yang terlupakan atau trauma masa kecil.

Analisis Mitos

Narasi Budaya tentang Masa Kanak-kanak,  Lukisan ini mungkin mencerminkan mitos tentang masa kanak-kanak yang polos dan tak berdosa, namun juga rentan dan mudah terluka. Mata besar dan ekspresi sosok anak mungkin menggambarkan kepolosan yang terancam oleh dunia di sekitarnya.Kritik Sosial dan Psikologis, Karya ini bisa mencerminkan kritik terhadap bagaimana masyarakat memperlakukan anak-anak atau memandang masa kanak-kanak. Ada narasi yang lebih dalam tentang perlindungan, kehilangan, dan pencarian identitas. Eksistensialisme, Ada unsur eksistensial dalam cara lukisan ini menggambarkan individu (anak) yang mencari makna dan tempatnya di dunia. Mitos tentang pencarian identitas dan eksistensi manusia mungkin menjadi tema sentral.

Makna Denotasi

Analisis denotasi dari lukisan "Ballad of a Hero #3" karya Roby Dwi Antono menggambarkan secara langsung elemen-elemen visual yang dapat dilihat secara fisik: sosok kelinci dengan tubuh gadis perempuan, serta kepala tokoh ranger merah dari serial Power Ranger dengan jantung besar di dalamnya. Lukisan ini juga menampilkan kelinci yang sedang memegang otak kecil, menunjukkan penggabungan antara ikon populer (Power Ranger) dengan gaya vintage dalam representasi tokoh kelinci yang menggemaskan.

Makna Konotasi

konotasi dari lukisan ini mencakup pesan-pesan yang lebih dalam. Penggunaan elemen-elemen seperti organ tubuh (otak dan jantung) dengan gaya yang melankolis mengisyaratkan penekanan pada emosi dan perasaan manusia yang mungkin lebih penting daripada logika atau rasionalitas. Karya ini juga menampilkan pertentangan visual antara karakter yang menggemaskan (kelinci) dengan gambaran organ tubuh yang menyeramkan (jantung), menciptakan efek kontras yang dramatis.

KESIMPULAN

Penelitian mencakup tiga pembahasan yaitu makna denotasi dan makna konotasi serta mitos. Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini, maka dapat dibuat simpulan sebagai berikut. Kesimpulan dari jurnal ini menyoroti pentingnya pendekatan analisis semiotika, khususnya dengan menggunakan metode Roland Barthes, dalam menggali makna dari lukisan "Ballad of a Hero #3" karya Roby Dwi Antono. Melalui analisis ini, telah terungkap bahwa lukisan ini bukan hanya sekadar representasi visual, tetapi juga sebuah karya seni yang sarat dengan makna dan pesan-pesan yang mendalam.  pengaruh budaya populer terhadap imajinasi dan nostalgia, serta permainan antara yang menggemaskan dan yang menyeramkan dalam representasi visual. penelitian ini mengungkapkan bahwa lukisan "Ballad of a Hero #3" tidak hanya sebagai karya seni yang indah secara visual, tetapi juga sebagai medium untuk menyampaikan pesan-pesan filosofis dan sosial. Hal ini mengilustrasikan pentingnya seni dalam merangsang pemikiran kritis dan refleksi, serta mempertanyakan konvensi dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Dengan demikian, studi ini tidak hanya memberikan wawasan tentang karya Roby Dwi Antono secara khusus, tetapi juga memberikan kontribusi pada pemahaman lebih luas tentang seni visual kontemporer dan peranannya dalam refleksi budaya dan sosial. 

DAFTAR PUSAKA

https://sarasvati.co.id/online/07/mengenal-dunia-surealis-perupa-muda-roby-dwi-antono/
https://underthesunjkt.medium.com/karya-surealis-roby-dwi-antono-yang-menggambarkan-anak-kecil-dengan-mata-tajam-62c5cff49b4
https://getradius.id/news/50419-roby-dwi-antono-representasi-kenangan-masa-kecil-sebagai-kritikan-masa-lalu-dan-harapan-masa-depan
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Deiksis/article/view/2809/2218






    














Analisis semiotika tentang lukisan karya Roby Dwi Antono Ani Febrianti program Studi Desain Komunikasi Visual Abstrak Penelitian ini bertuju...